DOCTYPE HTML adalah deklarasi versi HTML yang pasti kamu temukan di bagian paling atas dokumen HTML modern. Di artikel ini, kita akan membahas tentang pengertian, fungsi, dan contoh penerapannya dalam sebuah source code website.
World Wide Web Consortium (W3C) telah menetapkan deklarasi sebagai bagian penting dari standar teknologi web. Dengan demikian, semua vendor browser pun mengikuti standar W3C tersebut. Jika kamu ingin terjun ke dunia web programming, maka kamu harus memahami cara kerja deklarasi HTML terlebih dahulu.
Apa Itu DOCTYPE HTML?
DOCTYPE HTML adalah bagian yang mendeklarasikan versi HTML dalam sebuah website. HTML sendiri merupakan bahasa markup yang sudah ada sejak masa-masa awal teknologi website. Sampai sekarang, bahasa ini tetap digunakan dan terus berkembang menjadi lebih modern.
Karena perjalanannya yang begitu panjang, bahasa markup ini pun berevolusi dari versi pertama sampai versi terbarunya, yaitu HTML5. Daftar lengkap versi dan tahun rilisnya ialah:
1991: HTML 1.0
1995: HTML 2.0
1997: HTML 3.2
1999: HTML 4.01
2000: XHTML
2014: HTML5
Setiap versi mempunyai cara penulisan, fitur, dan rendering yang berbeda. Oleh karena itu, kamu harus mencantumkan deklarasi DOCTYPE, agar browser mengetahui versi mana yang kamu pakai. Deklarasi inilah yang menjadi fungsi dari DOCTYPE HTML yang utama.
Peran DOCTYPE HTML
Berikut peran DOCTYPE HTML secara lebih rinci dalam sebuah website:
1. Standar Teknologi Web
Di dunia ini, terdapat banyak sekali browser yang bisa kamu pakai untuk mengakses website. Setiap browser memiliki cara kerja dan fitur yang berbeda-beda. Keberagaman ini bisa menjadi masalah, jika para vendor browser mengembangkan teknologi website khusus yang bekerja hanya pada browser yang mereka produksi.
Oleh karena itu, W3C menetapkan deklarasi versi sebagai standar bagi para pengembang web dan vendor browser. Jika semua vendor browser dan programmer mengikuti standar ini, maka pengguna bisa membuka semua website di semua jenis browser.
2. Penentu Rendering Browser
Browser mengandalkan deklarasi DOCTYPE untuk mengetahui versi yang digunakan oleh suatu website. Berdasarkan deklarasi tersebut, maka browser dapat menentukan teknik rendering yang tepat. Terutama karena HTML memiliki mekanisme rendering yang berbeda di setiap versinya.
Jika kamu tidak mendeklarasikan DOCTYPE di dalam dokumen, maka browser akan tetap berusaha sebaik mungkin untuk melakukan rendering. Akan tetapi, hasilnya mungkin tidak maksimal, karena browser berisiko keliru dalam memilih rendering.
Fungsi dari DOCTYPE HTML
DOCTYPE berfungsi sebagai deklarator versi pada dokumen. Jika kamu menggunakan versi terbaru yaitu HTML5, maka kamu tidak perlu menuliskan Document Type Declaration (DTD) secara spesifik. Tanpa DTD, browser akan langsung menyimpulkan bahwa HTML yang kamu pakai adalah versi 5.
Namun, untuk versi di bawahnya, DTD harus kamu tulis secara lengkap pada saat deklarasi. Mulai dari nomor versi, bahasa, hingga alamat yang merujuk ke halaman DTD W3C.
Sejarah DOCTYPE
DOCTYPE HTML adalah lompatan besar dalam standarisasi teknologi web global. Pada mulanya, tidak ada standar yang baku tentang bagaimana sebuah website harus di-render oleh browser. Para vendor browser pun membuat berbagai fitur website dengan sesuka hati.
Kondisi ini membuat programmer harus menentukan jenis browser mana yang akan mereka pilih. Website yang bisa dimuat di browser A belum tentu bisa dimuat di browser B. Situasi ini tentu saja tidak kondusif untuk perkembangan teknologi website yang cukup progresif pada era itu.
Dua browser yang mendominasi pasar saat itu adalah Netscape Navigator dan Microsoft Internet Explorer. Siapa saja yang ingin membuat sebuah website harus menentukan apakah website tersebut ditujukan untuk pengguna Netscape atau IE. Tidak ada website yang bisa tampil maksimal di kedua browser tersebut sekaligus.
Menanggapi hal tersebut, maka World Wide Web Consortium (W3C) merilis standar web yang menjadi acuan para web developer di seluruh dunia. Vendor browser harus mengikuti standar dari W3C, agar browser mereka bisa memuat website modern dengan sempurna.
Situasi pun berbalik, dimana vendor browser yang harus mengikuti pasar, bukan sebaliknya. Akan tetapi, browser tidak bisa langsung menerapkan standar tersebut, karena akan merusak kinerja website yang sudah dibangun sebelumnya. Dari sinilah kemudian lahir mode quirk dalam proses rendering website pada sisi browser.
Mode Standar, Quirks, dan Limited Quirks
DOCTYPE HTML adalah penentu mode rendering yang harus dieksekusi oleh browser. Terdapat tiga mode berbeda yang bisa browser ambil dalam melakukan rendering, yaitu:
Standar: Rendering berdasarkan standar W3C menggunakan konfigurasi CSS yang terdapat pada dokumen. Browser dapat menggunakan mode ini hanya jika deklarasi ditemukan di dalam dokumen.
Quirks: Browser memperlakukan website dengan mekanisme teknologi web klasik yang tidak sesuai dengan standar W3C. Browser akan bekerja dengan lebih keras untuk rendering dalam mode quirks dengan risiko rendering tidak sempurna di beberapa bagian.
Limited Quirks: Mode rendering hampir sepenuhnya standar, namun dengan dukungan terhadap beberapa quirks kecil.
Jika browser menemukan deklarasi DOCTYPE, maka browser akan menggunakan mode rendering standar yang hasilnya paling modern dan memuaskan. Tapi, jika DOCTYPE tidak tercantum di dalam dokumen, maka browser akan menggunakan mode quirks.
Cara Menggunakan DOCTYPE
DOCTYPE HTML adalah baris yang mengawali sebuah source code. Deklarasi versi harus diletakkan di bagian paling atas, sebelum elemen lainnya. Browser akan membaca deklarasi terlebih dahulu, sehingga bisa menentukan mode rendering untuk mengeksekusi elemen-elemen selanjutnya.
Cara menggunakan DOCTYPE untuk versi-versi populer adalah sebagai berikut:
HTML5:
<!DOCTYPE html>HTML 4.01 Strict:
<!DOCTYPE HTML PUBLIC "-//W3C//DTD HTML 4.01//EN"
"http://www.w3.org/TR/html4/strict.dtd">XHTML 1.1:
<!DOCTYPE html PUBLIC "-//W3C//DTD XHTML 1.1//EN"
"http://www.w3.org/TR/xhtml11/DTD/xhtml11.dtd">
Jika kamu menemukan deklarasi HTML tanpa tautan ke DTD tertentu, berarti website tersebut menggunakan bahasa markup terbaru, yaitu HTML5. Pada versi di bawahnya, deklarasi harus mencantumkan detail dan tautan seperti pada contoh kedua.
Selain versi Strict, HTML 4 ke bawah juga tersedia dalam versi Transitional dan Frameset. Untuk menggunakan HTML 4.01 Transitional misalnya, kamu harus mengubah "-//W3C//DTD HTML 4.01//EN" menjadi "-//W3C//DTD HTML 4.01 Transitional//EN".
Kemudian, kamu juga harus mengubah tautan DTD dari strict.dtd menjadi loose.dtd. Teknik yang sama juga berlaku untuk HTML 4.01 Frameset.
Kamu bisa melihat daftar DTD lengkap di situs resmi W3C. Akan tetapi, mayoritas website kini sudah menggunakan HTML5. Hampir tidak ada alasan yang masuk akal untuk menggunakan versi yang lebih lama. Namun, mempelajari versi-versi sebelumnya tetap berguna untuk memperkaya wawasan kamu.
DOCTYPE HTML adalah Kriteria Website Modern
W3C menegaskan bahwa DOCTYPE HTML adalah kriteria wajib di setiap dokumen HTML website modern. Oleh sebab itu, jangan lupa untuk selalu menyertakan deklarasi DOCTYPE di bagian paling awal source code kamu!
Posting Komentar untuk "Apa Itu DOCTYPE HTML? Fungsi, Sejarah, dan Cara Menggunakannya"